Bismillahirrahmaanirrahiim
Saya gak begitu paham dengan desain baju atau teori tentang fashion. Tulisan ini adalah secuil pengalaman saya. Kalau ingat beberapa tahun lalu tepatnya di 2009, tentu terasa lucu dan bikin senyum-senyum sendiri. Tau kenapa…? karena saat itu saya keranjingan banget ama film drama Korea. Drama Korea yang saat itu yang sangat saya sukai adalah Full House, Princes Hours, Sassy Girl dan film kolosal Korea yang diangkat dari kisah nyata sejarah Korea, seperti Jewel In The Palace dan The Great Queen Soen Deok. Sampai-sampai di laptop saya banyak koleksi lagu-lagu korea seperti original soundtrack (ost) drama korea di atas tersebut dan juga lagu boyband macam Super Junior, hehehe…:P. Udah ah, cerita tentang Korea addict-nya. Malu juga… :”) udah tuek (tua, red)
Karena jatuh cintanya saya pada yang berbau Korea, sampai-sampai saya searching toko online yang jual pakaian tradisional Korea. Pakaian tradisional Korea disebut hanbok. Secara bahasa “han” berarti Korea, dan “bok” berarti baju. Jadi secara harfiah orang Korea pun menyebut pakaian mereka dengan sebutan “pakaian korea”. Karakteristik yang menjadi keunggulan hanbok adalah potongan siluetnya yang simpel dan warna-warnanya yang atraktif dan indah, dan memiliki satu saku.
Banyak toko online yang jual hanbok, harganya berkisar dari tiga ratus ribu rupiah sampai satu jutaan. Ada hanbok original yang langsung diimport dari Korea, ada juga handmade produk dalam negeri yang bisa dibuatkan sesuai pesanan. Bahkan sampai pengen miripnya, searching sepatu khas korea juga yang satu pasang dengan bajunya, namun ternyata mahal banget.
Akhirnya saya menemukan toko online yang menjual hanbok original. Harga hanbok memang mahal dari sananya (Korea, red), makanya harga hanbok original yang new atau pun yang second harganya W.O.W…:o. Karena saya ingin punya hanbok ori, dan budget minimalis, akhirnya saya beli satu hanbok second dengan harga tiga ratus delapan puluh lima ribu rupiah plus sembilan ribu ongkos kirim dari Bandung. Itu pun pre order (PO) karena nunggu kiriman dari pasar loak Korea, hehe…:D.
Satu set hanbok yang saya beli terdiri dari Jeogori, Chima, dan Inner yang semuanya second, J. Jeogori, yaitu bagian atas hanbok (baju/jaket), untuk wanita agak pendek dan ditandai garis lengkung dan dekorasi yang lembut. Chima adalah rok panjang sampai kaki yang dipakai di atas dada.
Sebelum menggunakan hanbok kita mesti menggunakan pakaian dalam hanbok agar terlihat lebih mengembang. Yang pada jaman dulu, fungsi pakaian dalam ini sebagai furing karena bahan hanbok aslinya transparan. Ini dia foto saya beberapa tahun lalu yang agak narsis menggunakan hanbok.
Tapi jujur, saya gak pede menggunakan hanbok untuk dipakai keluar rumah, apalagi dengan model kerudung seperti ini. Saya lebih nyaman dengan khimar panjang yang terulur sampai ke dada dan melambai-lambai, *halah…:D. Akhirnya hanbok ini hanya dipakai sekali saat pengambilan foto ini saja..:p
Sayang banget ya…mubadzir :D, tapi alhamdulillah…hanbok ini bisa jadi inspirasi bagi saya untuk membuat desain gamis..:)
Semenjak hamil saya suka banget ama baju-baju model gamis dan juga baby doll, hingga akhirnya terinspirasi membuat gamis hanbok, yang bagian perutnya lebar sehingga model baju seperti ini bisa digunakan oleh ibu hamil atau pun yang tidak hamil akan tetap cantik ;), apalagi baju ini bukaan depan dengan kancing jepret jadi bisa dipakai untuk busui juga ^^.
Untuk pakai gamis hanbok, saya tetap pakai pakaian dalam (inner) hanbok agar tidak membentuk paha saat terkena angin. selain itu juga saya memakai celana kulot bahan hyget, agar memudahkan saya untuk bonceng suami naik motor, karena suami saya sering gak imbang jika saya bonceng dengan posisi miring.
Mungkin itu pengalaman yang bisa saya bagi semoga bermanfaat bagi mbak Azti dan Customer Makkah Collection..:)
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
————————————————–
Alhamdulillah, terimakasih Ukhti Mariyatul Qibtiyah atas pengalamannya hingga menghasilkan kreasi yang unik..
banyak cara memang untuk mensiasati agar busana kita bisa tampil syar’i, jadi untuk sahabat makkah jangan kehabisan ide ya..
kalau di daerahmu sulit menemukan busana-busana, atau fashion yang kurang mendukung , bisa kita siasati dengan banyak hal agar aurat kita tetap tertutup sempurna 🙂 saya bahkan pernah memiliki seorang teman yang dinas di pedalaman, karena sulit mencari bahan ia akhirnya membuat rok dari sarung-sarung.. akhirnya ketika tiba di JKT, sarung tersebut malah menjadi tren. hingga ia dijuluki wanita bersarung kotak! hehe.. ^^
Untuk bu Mariyatul Qibtiyah, silahkan pilih jilbab produk makkah untuk souvenir, dan kirimkan alamat lengkap 😉